Askrindo Jaga Kualitas Bisnis, Cetak Laba Tumbuh 205%

- Askrindo mencatat laba setelah pajak hingga April 2025 sebesar Rp196 miliar, tumbuh 205% secara year to dated.
- Hasil underwriting mencapai Rp423 miliar, meningkat 61% secara year to dated.
- Tantangan asuransi kredit bukan hanya pada penurunan premi, tetapi juga peningkatan klaim sebagai efek domino dari situasi global saat ini.
Jakarta, FORTUNE - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) berhasil menjaga pertumbuhan bisnisnya tetap solid di tengah perlambatan ekonomi beberapa waktu terakhir.
Hingga April 2025, Askrindo mencatat laba setelah pajak yang dihimpun mencapai Rp196 miliar, tumbuh 205 persen secara year to dated. Perusahaan juga mengantongi hasil underwriting mencapai Rp423 miliar atau meningkat 61 persen secara year to dated.
Direktur Utama Askrindo, M. Fankar Umran menjelaskan bahwa ketidakpasatian ekonomi global pada tahun ini yang dipicu oleh perang dagang AS-Cina, serta ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina, memberikan tekanan signifikan bahkan ke sektor perbankan.
Kondisi tersebut tercermin dari melambatnya penyaluran kredit serta masih tingginya rasio kredit bermasalah (NPL). Bank Indonesia mencatat kredit perbankan per kuartal pertama 2025 tumbuh 9,16 persen, lebih lambat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mampu 10,3 persen. Sementara itu asio Non Performing Loan (NPL) perbankan per Maret 2025 tercatat 2,17 persen.
Kondisi perlambatan kredit tersebut berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan premi asuransi kredit, sementara tingkat klaim tetap tinggi
Di sisi lain, asuransi kredit juga menghadapi tantangan di antaranya penurunan premi serta peningkatan klaim sebagai efek domino dari situasi global saat ini.
Akan tetapi, kinerja Askrindo hingga April 2025 masih mencerminkan permintaan terhadap produk asuransi umum dan finansial tetap prospektif walaupun ada perlambatan.
“Semakin besar penyaluran kredit ke sektor riil, semakin besar pula potensi pengembangan asuransi kredit,” tambahnya.
Meski memperoleh kinerja positif, Askrindo berharap Pemerintah tetap berperan aktif mendorong pertumbuhan ekonomi melalui stimulus yang tepat, baik dari sisi moneter maupun fiskal.
Menurutnya, penurunan suku bunga bisa jadi opsi yang berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit perbankan, seiring meningkatnya penyaluran kredit, sektor riil dan UMKM yangberpotensi tumbuh lebih kuat. Sehingga ujungnya mendorong peningkatan konsumsi dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.