FINANCE

Bank Swasta Besar Krisis, Investor dan Startup AS Ketar-Ketir

Harga obligasinya turun parah.

Bank Swasta Besar Krisis, Investor dan Startup AS Ketar-Ketirilustrasi bendera Amerika Serikat (pexels.com/Markus Winkler)
10 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Silicon Valley Bank (SVB), salah satu bank terbesar Amerika Serikat yang memiliki klien perusahaan rintisan hingga modal ventura (venture capital/VC), dilaporkan tengah mengalami krisis keuangan.

Sahamnya pada Kamis (9/3) anjlok lebih dari 60 persen, dan dianggap sebagai penurunan terbesar dalam satu hari sepanjang sejarah perusahaan tersebut. Bank itu juga kehilangan 20 persen nilai sahamnya dalam perdagangan setelah jam kerja.

Dikutip dari BBC, harga saham SVB turun setelah mereka mengumumkan penjualan saham senilai US$1,75 miliar untuk membantu menopang kondisi keuangannya. Langkah itu diambil setelah bank tersebut rugi US$1,8 miliar dari aksi penjualan portofolio asetnya, terutama obligasi dari Departemen Keuangan AS.

Demi menanggapi hal tersebut, para perusahaan rintisan maupun pemodal ventura yang menyimpan dananya di SVB panik dan langsung ingin segera melakukan penarikan dana.

Bank “teknologi”

Bursa saham Amerika Serikat yang terletak di 11 Wall Street, Lower Manhattan, New York City. Di bursa saham tersebut miliaran dolar saham diperdagangkan setiap hari. Shutterstock/orhan akkurt
Bursa saham Amerika Serikat yang terletak di 11 Wall Street, Lower Manhattan, New York City. Di bursa saham tersebut miliaran dolar saham diperdagangkan setiap hari. Shutterstock/orhan akkurt

Fortune.com melansir, para investor dan pengusaha modal ventura gelagapan setelah mendengar krisis Silicon Valley Bank. Pasalnya, bank tersebut merupakan salah satu pemberi pinjaman dan bank paling produktif dalam ekosistem pasar swasta.

“Silicon Valley Bank seperti 20 bank teratas. [Mereka] adalah pemimpin perbankan teknologi...Saat ini baunya tidak enak dan ada banyak kepanikan,” kata seorang investor ventura, yang meminta namanya tidak disebutkan, kepada Fortune.com.

Dalam rangka berjaga-jaga jika SVB bangkrut, para investor telah menginformasikan jajaran startup dalam portofolionya untuk segera menarik dana di tempat lain yang lebih aman.

Para pejabat Silicon Valley Bank, melalui keterangan via email, berupaya meredam kepanikan dengan mengatakan bahwa “SVB dikapitalisasi dengan baik”, dan “memiliki neraca likuid berkualitas tinggi." Berdasarkan keterbukaan informasi, Rabu (8/3), bank tersebut mengaku masih memiliki likuiditas US$180 miliar.

“Kami telah mendukung Anda dan startup Anda selama 30 tahun. Kami sekarang meminta Anda untuk tidak panik,” kata CEO SVB, Greg Becker, dalam konferensi dengan investor ventura, seperti dilansir dari The Information.

Imbas suku bunga

Warga memakai payung sambil menyebrangi jalan di New York, Amerika Serikat, Selasa (26/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Caitlin Ochs/aww/cfo
Warga memakai payung sambil menyebrangi jalan di New York, Amerika Serikat, Selasa (26/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Caitlin Ochs/aww/cfo

Related Topics