FINANCE

BI: Transaksi Elektronik Terus Melesat Berkat Tren Belanja Daring

BI akan meneruskan digitalisasi sistem pembayaran.

BI: Transaksi Elektronik Terus Melesat Berkat Tren Belanja DaringIlustrasi belanja daring. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
17 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Preferensi masyarakat Indonesia dalam menggunakan sistem pembayaran elektronik terlebih di tengah pandemi masih tinggi. Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi uang elektronik tumbuh 41,35 persen secara tahunan menjadi Rp27,1 triliun.

Berdasarkan data BI, nilai transaksi uang elektronik tahun lalu mencapai Rp305,43 triliun, atau naik 49,1 persen ketimbang Rp204,91 triliun pada tahun sebelumnya.

Dalam kurun 2017 hingga 2021, nilai transaksi uang elektronik rata-rata tumbuh 130,9 persen setiap tahunnya. Lonjakan tertinggi nilai transaksi terjadi pada 2018. Kala itu, nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp47,19 triliun, atau tumbuh 281,2 persen dari hanya Rp12,38 triliun tahun sebelumnya.

Dalam definisi bank sentral, uang elektronik ini merupakan alat pembayaran dalam bentuk elektronik yang nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu baik berupa chip atau server.

Menurut BI pula, nilai transaksi perbankan digital meningkat 46,53 persen dalam setahun menjadi Rp3.732,8 triliun

“Transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam keterangan pers, Kamis (17/3).

Ikhtiar BI dalam digitalisasi pembayaran

Perry juga mengatakan bahwa BI akan melanjutkan akselerasi digitalisasi serta memperkuat sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan andal demi mendorong konsumsi masyarakat.

Bank sentral melanjutkan implementasi program SIAP (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) untuk QRIS demi mencapai 15 juta pengguna baru QRIS pada 2022. Tahun lalu, jumlah penggunanya 12 juta.

Di samping itu, koordinasi dengan pemerintah, menurutnya, terus dilakukan dalam rangka memperkuat sinergi dan percepatan digitalisasi pembayaran melalui akselerasi elektronifikasi bansos, transaksi pemerintah daerah, dan transportasi.

Related Topics