Capai 10,4%, Bunga Kredit di Indonesia Tertinggi di ASEAN
Bunga kredit Thailand paling rendah di ASEAN.
Jakarta,FORTUNE - Suku Bunga Kredit (SBK) perbankan dinilai masih terlalu tinggi dibandingkan negara Asean lainnya. Hal tersebut diungkap Koordinator Wakil Ketua Umum 3 Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Shinta W Kamdani.
Shinta mengungkapkan, berdasarkan data World Bank di 2020 rata-rata kredit bank di Indonesia mencapai 10,4 persen. Padahal negara-negara lain di negara-negara Asia Tenggara bunga kreditnya masih di bawah 8 persen.
"Sudah lama lending rate (bunga pinjaman) Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN. Ini yang termahal di ASEAN," kata Shinta dalam diskusi virtual Economic Outlook 2022 bertajuk Arah Pergerakan Suku Bunga 2022, Senin (22/11).
Bunga kredit Thailand paling rendah di ASEAN
Shinta juga memaparkan, Thailand menjadi negara yang paling rendah bunga kreditnya di ASEAN. Rata-rata bunga kredit bank di Thailand hanya 4,1 persen. Sedangkan kredit bank di negara Vietnam mencapai 7,7 persen, Filipina sebesar 7,1 persen dan Malaysia memiliki rata-rata bunga kredit 4,9 persen.
Namun demikian, Shinta mengaku berterima kasih kepada bank-bank nasional yang tergabung dalam Himbara karena telah mendukung penurunan bunga kredit. Di mana hingga Maret 2021 bunga kredit telah menjadi 8,7 persen hingga 9,5 persen
Biaya operasional jadi penyebab bunga kredit tinggi
Dirinya juga menilai, tingginya suku bunga kredit bank di Indonesia disebabkan oleh beban biaya operasional (BOPO) mencapai 83,09 persen. Padahal rata-rata biaya operasional (BOPO) bank-bank di ASEAN hanya sekitar 30 persen.
"Tingginya landing rate ini memang dilihat telah dikontribusikan oleh inefisiensi dari perbankan nasional. Berdasarkan data satistik perbankan OJK memperliahatkan rasio BOPO bank kita 83,09 persen," kata Shinta.
Shinta berharap, bank dapat semakin menurunkan bunga kreditnya guna mendukung pemulihan ekonomi.
OJK catat SBDK bank sudah 9,66%
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menilai perbankan secara bertahap telah menurunan suku bunga kredit. Berdasarkan data OJK, tingkat suku bunga dasar kredit (SBDK) mengalami tren penurunan dari 9,69 persen pada Juni 2021 menjadi 9,66 persen pada September 2021. Hal tersebut terutama didorong penurunan komponen harga pokok dana.
Turunnya bunga kredit tersebut juga dibarengi oleh terjaganya profil risiko lembaga jasa keuangan pada September 2021 yang menunjukkan perbaikan dengan rasio gross NPL berada pada level 3,22 persen (net NPL: 1,04 persen) dari sebelumnya sebesar 3,24 persen (net NPL: 1,06 persen) pada Juni 2021.