FINANCE

Marak Bank Asing Hengkang dari RI, Ini Pandangan Maybank Indonesia

Maybank Indonesia incar pertumbuhan kredit 11% di 2024

Marak Bank Asing Hengkang dari RI, Ini Pandangan Maybank IndonesiaIlustrasi Layanan Maybank Grup/Dok Maybank Grup
25 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Di tengah tren hengkangnya bank-Bank Asing di Indonesia yang menjual bisnis konsumer, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) mengaku tetap optimis untuk memacu bisnis. 

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria memberikan pandangan bahwa para bank asing asal Eropa melihat pasar Indonesia sebagai pasar internasional, sehingga butuh usaha atau penetrasi lebih untuk menjangkau nasabah konsumer. 

"Bank asing seperti Citibank atau Standartd Chartered mungkin memandang Indonesia foreign market ya. Kalau kita ini pasar domestik," kata Taswin saat ditemui Fortune Indonesia disela konferensi pers Maybank Marathon 2024 di Jakarta, Kamis (25/1). 

Bila melihat data historis, para pemain bank lokal yang sudah lama hadir dan telah fasih melayani nasabah domestik. Dengan demikian, bank lokal atau bank di Asia memiliki satu poin keunggulan dengan bank asing dari negeri Eropa.

Maybank Indonesia incar pertumbuhan kredit 11% di 2024

Maybank Indonesia Kartu Kredit MINI dan BMW

Meski demikian, bank yang masih didominasi oleh investor asal Malaysia ini mengaku tetap optimis menjangkau pasar konsumer di Indonesia. Taswin bahkan membidik pertumbuhan penyaluran kredit hingga 11 persen di 2024 dengan motor penggerak di segmen konsumer. 

"Consumer bank di MeBank ini bukan hanya besar secara portfolio tapi juga besar berkontribusi. Baik pertumbuhan maupun secara profitabilitas," kata Taswin. 

Bank dengan kode saham BNII ini menilai tahun politik 2024 di Indonesia turut memacu bisnis konsumer perbankan. Dengan demikian diharapkan pihaknya dapat mengambil potensi tersebut. 

Sebelumnya, Maybank Indonesia masih mencatatkan laba bersih setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) senilai Rp1,25 triliun pada kuartal III-2023, naik 17,1 persen (yoy). Salah satu penopang laba berasal dari marjin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) yang menguat sebesar 23 bps menjadi 5,0 persen pada September 2023. 

Related Topics