FINANCE

Transaksi QRIS Melesat, BI Jajaki Perluasan ke Jepang & UEA

Nominal transaksi QRIS capai 149 persen.

Transaksi QRIS Melesat, BI Jajaki Perluasan ke Jepang & UEASusasana di Akihabara (Unsplash/@jezar)
22 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Penggunaan transaksi pembayaran melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) semakin meningkat menyusul bertambahnya minat masyarakat untuk melakukan transaksi cashless. Peningkatan transaksi tersebut terjadi di dalam negeri maupun luar negeri. 

Menanggapi kondisi demikian, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Filianingsih Hendarta, menyatakan bahwa bank sentral bakal memperluas penggunaan QRIS lintas negara hingga ke Jepang dan Uni Emirat Arab (UAE). 

"Kami baru tanda tangan dengan Uni Emirat Arab. Nah, ini mungkin bisa menjadi stepping stone ini duluan. Nanti kita akan ini terus kita lagi diskusi terus. Berikutnya mungkin nanti kerja sama dengan Jepang,” ujar Filianingsih melalui konferensi video di Jakarta, Rabu (21/2). 

Nominal transaksi QRIS naik tinggi 149%

Ilustrasi QRIS/Shutterstoch Ahmad Saifulloh

Perempuan yang biasa dipanggil Fili ini menjelaskan, proses kerja sama crossborder atau QRIS lintas negara harus memenuhi beberapa aspek, seperti MoU antar bank sentral dan antar industri keuangan di negara terkait. 

Setelah itu, baru bisa melakukan pengembangan interlinking dan masuk proses uji coba dan implementasi.

Saat ini, layanan QRIS crossborder sudah berlaku di Malaysia, Singapura, hingga Thailand. 

Fili menyatakan volume transaksi QRIS antara Indonesia Malaysia hingga Januari 2024 secara inbound tercatat meningkat 10 persen menjadi 73.300 transaksi.

Bahkan, untuk nilai transaksi inbound dengan Malaysia, angkanya telah mencapai Rp20 miliar, sementara untuk transaksi outbound berkisar Rp2,9 miliar. 

Dalam catatan Bank Indonesia, secara total nominal transaksi QRIS hingga Januari 2024 tercatat tumbuh 149,46 persen (yoy) dan mencapai Rp31,65 triliun, dengan jumlah pengguna 46,37 juta dan jumlah merchant 30,88 juta, yang sebagian besar merupakan UMKM. 

Related Topics