- Mona Lisa
Kasus pencurian paling terkenal terjadi pada 11 Agustus 1911. Lukisan ikonik karya Leonardo da Vinci itu diambil oleh imigran Italia bernama Vincenzo Peruggia, yang sempat bekerja di museum tersebut. Mengutip National Geographic, lukisan itu baru ditemukan dua tahun kemudian, saat Peruggia mencoba menjualnya ke museum lain. Kini, Mona Lisa kembali terpajang di Louvre dengan pengamanan super ketat. - Lukisan kecil dan pedang Raja Charles X
Pada Januari 1976, sebuah lukisan kecil bergaya Flemish dilaporkan hilang. Di tahun yang sama, seorang pria bertopeng mencuri pedang bertatahkan permata milik Raja Charles X. Hingga kini, pedang tersebut belum berhasil ditemukan. - Karya Robert Nanteuil
Lukisan “Portrait of Jean Dorieu” karya Robert Nanteuil yang berasal dari abad ke-17 dicuri ketika patroli keamanan sedang berlangsung. Belum diketahui apakah lukisan tersebut telah ditemukan. Sekitar 30 tahun lalu, nilainya diperkirakan mencapai US$75.000–100.000. - Karya Lancelot-Théodore Turpin de Crissé
Pada 11 Januari 1995, pencuri hanya memerlukan waktu kurang dari semenit untuk memotong lukisan abad ke-19 berjudul Fallow Deer in a Landscape.
Dua minggu kemudian, kapak perak sepanjang satu meter karya Martin Desjardins juga raib dari sayap Richelieu, sebelum akhirnya ditemukan 12 hari kemudian di halaman museum. - Lukisan “Chemin de Sèvres”
Karya Jean-Baptiste-Camille Corot yang berukuran 34 x 49 cm ini dicuri pada 1998. Museum langsung ditutup sementara untuk penyelidikan, namun hingga kini lukisan tersebut belum berhasil ditemukan.
Pencurian di Louvre Bukan Pertama Kali, Masalah Keamanan Jadi Sorotan

Jakarta, FORTUNE - Insiden pencurian yang mengguncang Museum Louvre di Paris, Prancis, pada Minggu, 19 Oktober 2025 kembali memunculkan sorotan terhadap lemahnya sistem keamanan di salah satu museum seni paling terkenal di dunia. Aksi perampokan yang berlangsung pada tengah hari itu disebut hanya memakan waktu tujuh menit, membuat delapan koleksi bernilai tinggi raib dari ruang pameran.
Dengan total koleksi mencapai 35 ribu karya seni dan area seluas 72.000 meter persegi, kejadian ini menjadi teguran keras bagi pihak manajemen yang dianggap perlu melakukan pembenahan besar terhadap sistem keamanan yang kerap kecolongan.
Melansir laporan France24, persoalan keamanan di Louvre bukanlah hal baru. Isu ini telah lama menjadi perhatian publik dan bahkan pernah mendorong kepolisian melakukan audit internal. Kasus terbaru ini menegaskan bahwa pengawasan terhadap ribuan karya seni legendaris belum cukup ketat, sehingga masih memberi peluang bagi pencuri untuk beraksi.
Pencurian di museum legendaris ini memang bukan peristiwa yang asing. Jauh sebelum insiden kali ini, mantan Direktur Museum Louvre, Pierre Rosenberg, sudah mengingatkan soal rapuhnya sistem keamanan, terutama sejak hilangnya lukisan karya Camille Corot yang dicuri di siang hari pada tahun 1998. Masalah keamanan telah menghantui museum sejak dibuka kembali pasca Perang Dunia II. Catatan sejarah menunjukkan beberapa kasus yang menyita perhatian.
Pada 1966, koleksi perhiasan antik hilang saat proses pemulangan dari pameran di Virginia. Barang tersebut kemudian ditemukan di New York, disimpan di dalam kantong belanja. Kemudian pada Desember 1976, seorang pria bertopeng berhasil membawa kabur pedang bertatahkan permata milik Raja Prancis Charles X, yang hingga kini belum ditemukan. Lalu pada 1990, pencuri memotong lukisan kecil karya Renoir langsung dari bingkainya di siang hari, bersamaan dengan hilangnya 12 perhiasan Romawi kuno dan beberapa karya lainnya. Lima tahun kemudian, dua benda berharga kembali dicuri hanya berselang satu minggu.
Menanggapi peristiwa terbaru, Direktur Louvre Laurence des Cars meminta Kepolisian Paris melakukan audit keamanan menyeluruh.
Insiden ini menambah daftar panjang kehilangan koleksi penting setelah kasus hilangnya lukisan Camille Corot (1998) dan baju zirah era Renaisans Italia pada 2021.
Langkah kevitalisasi keamanan
Ironisnya, di tengah peningkatan jumlah pengunjung, jumlah staf keamanan justru berkurang. Serikat pekerja mengungkap bahwa sekitar 200 posisi penuh waktu di bagian keamanan telah dihapus dalam 15 tahun terakhir. Bahkan pada pertengahan Juni 2025, para pegawai sempat melakukan aksi mogok singkat untuk memprotes minimnya tenaga pengamanan yang dinilai menghambat tugas operasional.
Sebagai tanggapan atas insiden ini, Kementerian Kebudayaan Prancis mengumumkan rencana peningkatan sistem keamanan dengan memasang kamera generasi terbaru. Langkah tersebut menjadi bagian dari proyek renovasi besar Museum Louvre yang diumumkan oleh Presiden Emmanuel Macron, dengan nilai investasi mencapai US$930 juta atau sekitar Rp15,4 triliun.
Program renovasi ini mencakup pembangunan pintu masuk baru yang ditargetkan rampung pada 2031 untuk mengurai kepadatan di area piramida kaca, serta ruang pameran khusus bagi lukisan Mona Lisa.
Sejarah mencatat, pencurian di Museum Louvre telah terjadi berkali-kali, dan tidak semua karya yang hilang berhasil ditemukan kembali. Berikut beberapa di antaranya: