Pasca Divestasi, Kerugian HERO pada 2024 Menyusut Jadi Rp5,58 Miliar

- HERO mencatat perbaikan kinerja keuangan sepanjang 2024 setelah divestasi bisnis Hero Supermarket pertengahan tahun lalu.
- Pendapatan bersih HERO naik tipis 4 persen menjadi Rp4,55 triliun, dengan laba kotor Rp1,91 triliun. Penjualan bisnis Guardian tumbuh dua digit.
- Setelah divestasi bisnis Hero Supermarket, HERO fokus pada pengembangan bisnis Guardian dan IKEA serta menjual properti non-inti untuk memperkuat kinerja keuangan.
Jakarta, FORTUNE - PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO), mencatat perbaikan kinerja keuangan sepanjang 2024. Kondisi ini dipicu oleh menyusutnya kerugian dan keuntungan yang didapat perseroan pasca divestasi bisnis Hero Supermarket pertengahan tahun lalu.
Sepanjang 2024, HERO membukukan pendapatan bersih Rp4,55 triliun, naik tipis 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp4,38 triliun hingga mendongkrak laba kotor menjadi Rp1,91 triliun. Pertumbuhan ini sebagian ditopang oleh pertumbuhan penjualan bisnis Guardian.
Guardian mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba sebesar dua digit, seiring dengan meningkatnya volume penjualan serta jumlah pengunjung di mal-mal premium dan destinasi wisata.
Sementara itu, kinerja bisnis IKEA mengalami tekanan akibat penurunan permintaan permintaan furnitur rumah tangga. Meski begitu, secara keseluruhan, perseroan mampu mengurangi kerugian secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
HERO masih membukukan rugi dari operasi sebesar Rp146 miliar, namun menurun signifikan dari kerugian Rp 431 miliar yang dicatat perusahaan pada tahun sebelumnya.Peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan laba bisnis Guardian dan penurunan kerugian di IKEA.
“Termasuk keuntungan dari divestasi bisnis Hero Supermarket dan penjualan properti non-inti, total kerugian yang dibukukan perseroan pada tahun ini mencapai Rp6 miliar, membaik secara signifikan dari kerugian Rp132 miliar pada 2023,” kata Hadrianus Wahyu Trikusumo Presiden Direktur DFI Retail Nusantara dalam keterangan dikutip, Jumat (14/3).
Strategi usai divestasi
HERO telah merampungkan divestasi bisnis Hero Supermarket kepada afiliasinya, PT Hero Retail Nusantara pada Juni 2024. Dengan selesainya proses ini, perseroan kini sepenuhnya berfokus pada pengembangan bisnis Guardian dan IKEA di Indonesia.
IKEA tetap fokus pada pertumbuhan penjualan melalui inisiatif seperti peningkatan daya tarik toko, optimalisasi tata letak toko, dan penyempurnaan alat belanja. Selain itu, upaya berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan produk melalui peningkatan sumber lokal, didukung oleh strategi pemasaran yang lebih efektif, diterapkan untuk memperkuat relevansi di pasar domestik.
Sebagai bagian dari strategi transformasi, perseroan bahkan mengubah nama perusahaan menjadi PT DFI Retail Nusantara Tbk (sebelumnya PT Hero Supermarket Tbk). Selain itu, perseroan juga menjual empat properti non-inti sepanjang tahun, guna memperkuat kinerja keuangan dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis ke depan.
Ke depan, perseroan memperkirakan bisnis kesehatan dan kecantikan akan mempertahankan momentum positifnya, meskipun ketidakpastian terkait pemulihan bisnis furnitur rumah tangga masih berlanjut.
“Dengan fokus strategis yang lebih tajam, kami berada pada posisi yang kuat untuk mendorong pertumbuhan jangka menengah hingga panjang secara berkelanjutan,” kata Hendrianus.