NEWS

Ayana Moon Ungkap Rahasia Jadi Brand Ambassador yang Berkelanjutan

Tak sekadar mengandalkan paras cantik dan fans yang banyak.

Ayana Moon Ungkap Rahasia Jadi Brand Ambassador yang BerkelanjutanAyana Moon. (dok. Pribadi)
03 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menjadi seorang Brand Ambassador (BA) seperti Ayana Jihye Moon (26) bukanlah perihal mudah, apalagi harus selalu menyesuaikan diri dalam kreativitas media digital yang berkembang dengan pesat. Menurutnya, untuk jadi seorang BA yang berkelanjutan harus ada nilai tambah. 

Ayana mengungkapkan, awalnya tak tertarik terjun di industri kecantikan karena merasa dirinya cukup aneh (nerd) dan lebih suka suka belajar dan membaca. "Saya harus ada di industri ini karena saya perlu uang. Sebagai perempuan muda, ini adalah satu-satunya industri yang bisa memberikan saya banyak uang untuk mendapatkan mimpi saya yang lainnya,” kata Ayana kepada Fortune Indonesia, Kamis (15/12).

Ia pun mengaku menjadi BA tanpa risiko berarti dan lekat dengan banyak jenama yang menganggapnya aman untuk dijadikan seorang BA. “Ketika orang melihat saya, saya selalu bekerja keras, saya punya beberapa perusahaan, dan saya juga menjadi murid yang terus belajar, sehingga tak banyak waktu saya bisa terbuang. Saya juga nggak membuat masalah apapun. Saya muslim dan saya tidak pergi ke klub. Inilah nilai-nilai yang jadi kekuatan karir saya,” ujar BA Kosmetik Wardah ini.

Waktu pun membawa Ayana lebih jauh masuk dan makin mendalami pekerjaan yang dijalaninya sebagai seorang BA jenama ternama–seperti Pocari Sweat, SoKlin, Realfood, dan Wardah Kosmetik. Ia pun tak ingin menjadi seorang BA yang hanya mengandalkan paras yang rupawan, tapi justru mengganggu ketenangan hidup orang lain, bahkan menipu dengan ketenaran yang didapat.

Bukan kreator konten

YouTube.
YouTube. (ShutterStock/Sutipond Somnam)

Meski sudah memiliki 657 ribu subscriber YouTube, Ayana beranggapan bahwa untuk menjadi seorang BA, dirinya tak perlu berupaya jadi kreator konten. Ia tidak mau terjebak menjadi seorang kreator konten yang pada akhirnya malah membuat konten-kontek tak mendidik dan hanya mengikuti pasar.

Menurutnya, banyak perusahaan yang memperkerjakannya sebagai BA tak melihat keunggulan dirinya hanya dari sisi kreator konten, namun lebih kepada personalitas dan latar belakang intelektualnya.

“Saya (bahkan) tidak nonton YouTube sama sekai, dan tidak lihat media sosial orang lain,” ujar Ayana. “Hampir semua konten di YouTube bukan dari saya. Mereka ambil video saya dan datang ke event saja, lalu mereka posting di kanal mereka.”

Memilih pekerjaan

Ayana Moon.
Ayana Moon. (dok. Pribadi)

Related Topics