NEWS

Cina Akan Cabut Aturan Anti Dumping Impor Jelai dari Australia

Tensi ketegangan kedua negara mulai menurun.

Cina Akan Cabut Aturan Anti Dumping Impor Jelai dari AustraliaIlustrasi: ladang jelai di Australia. (123RF)
04 August 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Hubungan Cina dengan Australia semakin mesra. Terbaru, Cina siap menurunkan tarif anti dumping dan anti subsidi untuk produk jelai impor asal Australia. Kebijakan ini akan diberlakukan Cina mulai Sabtu (5/8).

Dilansir dari Reuters, Jumat (4/8), Kementerian Perdagangan Cina mengatakan akan menurunkan tarif anti-dumping dan anti-subsidi untuk produk impor gandum Australia, yang telah berlaku selama tiga tahun dan memengaruhi perdagangan Australia yang bernilai miliaran dolar.

Pada April 2023, Cina dan Australia sepakat untuk menyelesaikan perselisihan kedua negara atas impor gandum. Australia akan menangguhkan kasus bea anti dumping gandum Cina di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Pada Desember tahun lalu, Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, bertemu dengan mitranya dari Cina, yakni Wang Yi, di Beijing. Ini merupakan kunjungan pertama seorang Menteri Australia ke Cina sejak 2019.

Wong mengatakan Australia akan menangguhkan kasus bea anti dumping Cina di WTO. Sebagai imbalannya, Cina mempercepat peninjauan tarif impor jelai asal negeri Kanguru.

"Cina telah setuju untuk mempercepat tinjauan bea masuk yang dikenakan pada jelai Australia selama periode tiga bulan, dan dapat diperpanjang hingga seperempat, jika diperlukan," kata Wong.

Akan menaikan harga komoditas ini

Analis komoditas biji-bijian senior Rabobank, Dennis Voznesenski, menilai keputusan Cina akan berdampak positif pada harga jelai Australia. Selain itu, petani jelai dan malt berkualitas kemungkinan besar akan menaikkan harga komoditasnya.

Pelaku pasar yang akan mengirimkan jelai ke Cina mungkin meminta harga premium karena khawatir "atas risiko kembali tegangnya hubungan kedua negara, terutama jika Cina menarik kembali keputusannya," kata Voznesenski, Jumat (4/8).

Colin Bettles, CEO Grain Producers Australia (GPA), menyambut baik keputusan Cina mencabut kebijakan anti-dumping dan anti-subsidi impor jelai asal Australia. Dia menyebut keputusan ini merupakan kemenangan bagi konsumen, eksportir, dan industri Cina.

Menurunnya tensi ketegangan kedua negara

Hubungan antara dua mitra dagang komoditas utama telah memburuk pada 2020. Hal ini terjadi setelah Australia menyerukan penyelidikan tentang asal-usul Covid-19, yang memicu pembalasan oleh Beijing yang memberlakukan bea anti-dumping untuk anggur dan jelai Australia.

Pemerintah Cina menerapkan tarif 80,5 persen untuk jelai Australia pada Mei 2020. Ini sekaligus menghapus impor besar biji-bijian Cina dari Australia yang bernilai sekitar A$2 miliar atau setara US$1,31 miliar per tahun.

Keputusan Cina mendorong Austrialia mengajukan pengaduan resmi ke WTO pada Desember 2020. Namun, pengaduan ini tidak memasukkan kasus tarif impor anggur asal negeri dengan konsumsi bir terbesar di dunia ini ke Cina.

CEO Australian Grape & Wine, Lee McLean, mengatakan keputusan Cina mencabut bea impor jelai Australia merupakan langkah positif bagi hubungan kedua negara. "Kami berharap ini dapat memberikan contoh untuk menghapus bea masuk impor anggur dari Australia," katanya.

Related Topics