NEWS

Faisal Basri Kritik Debat Capres: Antiklimaks, dan Semua Main Aman

Semua calon mementingkan aspek elektoral untuk pemilu.

Faisal Basri Kritik Debat Capres: Antiklimaks, dan Semua Main AmanEkonom Senior Indef Faisal Basri saat menanggapi hasil dari debat capres terakhir tahun 2024, Senin (5/2). (Tangkapan layar)
05 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri mengomentari hasil debat terakhir calon presiden (capres) semalam.

Menurutnya, para capres banyak bermain aman dalam acara yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu malam (5/2) itu.

Alih-alih membeberkan kebenaran dan dampak dari hasil kinerja pemerintah selama ini, diskusi tersebut menurutnya hanya mementingkan penambahan aspek elektoral.

"Debat kelima ini adalah antiklimaks karena semua main aman," kata Faisal saat Tanggapan INDEF terhadap Debat Pemilu Kelima pada, Senin (5/2).

Dia menyadari semua paslon terlihat enggan mengkritik keras hasil kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo karena takut dianggap nyinyir oleh sebagian masyarakat.

Terlebih, semua paslon menyadari bahwa masyarakat Indonesia memandang negatif tindakan nyinyir tersebut, meskipun sebenarnya itu adalah bentuk kritik terhadap pemerintah.

"Enggak suka yang nyinyir seperti Anies Baswedan, nyinyir seperti Ganjar [Pranowo]. Oleh karena itu, mereka menjaga agar tidak terkesan nyinyir di debat," kata Fisal.

Capres tidak berani mengkritik pemerintah

Selain itu, Faisal menuturkan bahwa dalam acara debat tersebut, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, pada khususnya, enggan untuk terang-terangan melontarkan kritik terhadap pemerintahan Joko Widodo, yang visinya kini dilanjutkan oleh Prabowo Subianto.

Namun, Faisal menekankan bahwa kritik yang disampaikan oleh Indef, seperti yang terjadi saat ini, secara jelas berbeda dari pandangan negatif yang ditangkap oleh sebagian orang di Indonesia.

Ini disebabkan oleh penggunaan beragam penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan, serta penyertaan data, kerangka teori, dan rekomendasi dalam kritik atau komentarnya.

"Apa yang dilakukan Jokowi sudah benar atau salah. Tak ada yang berani [ngomong]. Prabowo enggak katakan bagus gitu, tapi [Anies] dan [Ganjar] tidak juga secara lugas mengatakan Jokowi sesat. padahal nyinyir Indef saya sebagai orang Indef [mengatakan] Pak Jokowi gagal," ujar Faisal.

Related Topics