NEWS

Airlangga Ramal Ekonomi Kuartal II 2022 Tumbuh 3,5 sampai 4 persen

Pertumbuhan ekonomi kuartal ditopang aktivitas mudik.

Airlangga Ramal Ekonomi Kuartal II 2022 Tumbuh 3,5 sampai 4 persenMenteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto. (dok. Kemenko Ekon)
11 May 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua 2022 berada di kisaran 3,5 persen hingga 4 persen. Angka tersebut lebih rendah dari kuartal pertama sebab basis pembandingnya di tahun lalu, yakni kuartal II 2022, tumbuh hingga 7,07 persen.

"Dari indeks keyakinan konsumen selama behavior di bulan Ramadan dan selama mudik diperkirakan kuartal kedua kita bisa mencapai angka 3,5 persen sampai 4 persen," ujarnya dalam Green Economy Indonesia Summit 2022, Rabu (11/5).

Indeks keyakinan konsumen yang disinggung Airlangga memberikan sinyal positif sendiri bisa dilihat salah satunya dari laporan BI April 2022 yang terbit hari ini.

Dalam laporannya, BI mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada April 2022 sebesar 113,1 atau meningkat dari 111,0 pada bulan sebelumnya. Peningkatan IKK terpantau pada mayoritas kategori pengeluaran, kelompok usia, serta kategori pendidikan responden. Secara spasial, kenaikan IKK terjadi di sebagian besar kota cakupan survei, terbesar di kota Bandar Lampung, diikuti kota Samarinda dan Denpasar.

Keyakinan konsumen pada April 2022 yang meningkat didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini.

Menurut bank sentral, peningkatan tersebut berkaitan dengan persepsi terhadap penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama (durable goods) yang meningkat. Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tetap berada di level optimis (indeks >100) meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya, ditopang terutama oleh ekspektasi penghasilan

"Tentu ini menjadi penting. Dan salah satu yang menjadi engine of growth kita tidak lagi dari belanja pemerintah karena perlinsos sudah turun, tapi dari kegiatan ekspor impor dan kegiatan investasi yang dilakukan masyarakat. Dan kita lihat PMI positif sehingga sektor produksi melakukan ekspansi," jelas Airlangga.

Tantangan iklim

Meski demikian, Airlangga menggarisbawahi bahwa salah satu yang menjadi tantangan global saat ini adalah upaya untuk mencapai target net zero emissions dalam Perjanjian Paris.

"Kalau tidak tercapai PDB akan turun 10 persen di mana Asia Tenggara merupakan daerah atau regional yang berisiko tinggi," ucapnya.

Di sisi lain, kata dia, laporan Climate Economic Index juga menunjukkan bahwa Indonesia merupakan daerah yang rentan terhadap perubahan iklim terutama ketika memasuki musim kemarau. "Risiko kebakaran hutan kembali mengintip atau perlu kita waspadai. Dan ini juga pemerintah melakukan di kementerian LHK terutama kesiapan menghadapi kebakaran hutan," tandasnya.

Related Topics