NEWS

Mengenal Kurikulum Merdeka yang Mulai Diterapkan Sejumlah Sekolah

Pembelajaran berdiferensiasi jadi kunci pembeda kurikulum.

Mengenal Kurikulum Merdeka yang Mulai Diterapkan Sejumlah SekolahMenteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim. (Dok. BPMI Setpres/Lukas)
11 July 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Tahun ajaran baru akan segera dimulai untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK. Salah satu yang bisa diimplementasikan oleh sekolah atau satuan pendidikan adala Kurikulum Merdeka. 

Lantas apa itu Kurikulum Merdeka?

Mengutip laman kemendikbud.go.id, Kurikulum Merdeka dinilai memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk bersama menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar murid.

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dengan mengoptimalkan konten sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Guru, dalam hal ini, memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik

Proyek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Proyek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. 

Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran terdiferesiansi menjadi kunci utama yang membedakannya dengan kurikulum 2013. Sementara untuk kontennya, tidak jauh berbeda dari Kurikulum 2013. 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat guru dan harus berorientasi kepada murid. Adapun keputusan-keputusan tersebut berkaitan dengan:

  1. kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
  2. bagaimana guru menanggapi atau merespons kebutuhan belajar muridnya (misalnya, apakah murid perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berebeda, dan penugasan serta penilaian yang berebeda.
  3. menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang" murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi
  4. manajemen kelas yang efektif, antara lain dengan menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas
  5. penilain berkelanjutan, seperti bagaimana guru dapat menggunakan informasi yang didapat dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan—untuk dapat menentukan murid mana yang masih tertinggal, atau sebaliknya, murid mana yang telah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan

Latar Belakang Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka dirilis secara resmi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (MendikbudristekDikti) Nadiem Anwar Makarim pada Februari 2022.

Kurikulum ini adalah upaya untuk menjawab tantangan krisis pembelajaran (learning loss) yang dihadapi Indonesia sejak lama.

Menurut Kemendikbudristek, krisis pembelajaran tersebut telah dijabarkan dalam berbagai studi nasional maupun internasional. Salah satu indikator learning loss tersebut adalah ketidakmampuan anak-anak Indonesia dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep dasar matematika.

Temuan itu juga memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang curam antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia. Keadaan ini kemudian semakin parah akibat merebaknya pandemi Covid-19

Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut, pemerintah memandang perlunya perubahan sistemik, salah satunya melalui kurikulum yang menentukan materi yang diajarkan di kelas.

Implementasi

Meski demikian, Kurikulum Merdeka tidak bersifat wajib, melainkan pilihan bagi sekolah/madrasah. Jika sekolah/madrasah tersebut ingin menerapkan kurikulum merdeka, mereka akan diminta mempelajari materi yang disiapkan oleh Kemendikbudristek. Selanjutnya, mereka akan diminta mengisi formulir pendaftaran dan survei singkat. Pendeknya: proses penerapan kurikulum merdeka dilakukan dengan pendfataran dan pendataan, bukan seleksi.

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka secara Mandiri, sekolah akan diberikan tiga pilihan:

  1. Mandiri Belajar: Satuan pendidikan menggunakan struktur Kurikulum 2013 dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya, dan menerapkan beberapa prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen
  2. Mandiri Berubah: Satuan pendidikan menggunakan struktur Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya, dan menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen
  3. Mandiri Berbagi: Satuan pendidikan menggunakan struktur Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya, dan menerapkan prinsi-prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen, dengan komitmen untuk membagikan praktik-praktik baiknya kepada satuan pendidikan lain.

Related Topics