Jakarta, FORTUNE - Kinerja penerimaan negara yang masih tertekan menjadi perhatian Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Hingga Agustus 2025, realisasi pendapatan negara baru mencapai Rp1.638,7 triliun atau 57,2 persen dari outlook Rp2.865,5 triliun. Angka tersebut bahkan mengalami kontraksi 7,8 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (22/9), Purbaya mengatakan langkah cepat diperlukan agar target penerimaan bisa tercapai pada sisa tahun berjalan. Ia menyatakan telah menyiapkan lima program yang akan digulirkan dalam waktu dekat, khususnya demi memperkuat penerimaan pajak yang belum maksimal akibat berbagai hal, salah satunya perlambatan ekonomi.
"Penerimaan pajak terkontraksi karena perekonomiannya tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan [yang diperkirakan]," katanya.
Langkah pertama yang akan ditempuh pemerintah adalah menggelontorkan stimulus demi menggerakkan perekonomian pada akhir tahun. Paket stimulus bertajuk 8+4+5 diyakini dapat meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat.
Menurut Purbaya, dengan roda perekonomian yang bergerak, penerimaan pajak akan ikut terdongkrak tanpa perlu menaikkan tarif pajak.
“Saya naikin pendapatan bukan dengan menaikkan tarif, tetapi mendorong aktivitas ekonomi supaya pajak saya lebih besar,” ujarnya.
Selain itu, Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak akan mengintensifkan penagihan terhadap tunggakan pajak yang telah berkekuatan hukum tetap.
Purbaya menyebut ada sekitar 200 wajib pajak besar yang akan dikejar dengan nilai tunggakan Rp50 triliun hingga Rp60 triliun.
“Mereka enggak akan bisa lari,” ujarnya.