Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Produk Biomassa RI Raup Rp1 Triliun di Jepang, Didominasi Cangkang Sawit dan Pelet Kayu

Ilustrasi biomassa (pexels.com/Vladimir Srajber)
Ilustrasi biomassa (pexels.com/Vladimir Srajber)

Jakarta, FORTUNE - Produk biomassa Indonesia, yaitu cangkang inti sawit (palm kernel shell) dan pelet kayu (wood pellet), berhasil mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp1,04 triliun dalam ajang Forum Bisnis yang merupakan bagian dari rangkaian Misi Dagang Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Osaka, Jepang.

Dalam kegiatan yang berlangsung pekan lalu tersebut, sejumlah perusahaan Jepang menyepakati impor sebanyak 640 ribu ton PKS dan pelet kayu yang akan digunakan sebagai sumber energi di Negeri Sakura.

"Jepang telah menetapkan target agar seluruh mobil penumpang baru beralih ke kendaraan listrik pada 2035 sebagai upaya mendukung pencapaian emisi nol bersih pada 2050. Oleh karena itu, sektor otomotif di Jepang dituntut beralih ke energi terbarukan guna menunjang transisi tersebut dan menekan emisi karbon," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi dalam keterangan pers, Minggu (15/6).

Fajarini menjelaskan bahwa sejumlah produk energi terbarukan berbasis kelapa sawit seperti cangkang sawit, tandan buah kosong, serta batang pohon sawit (oil palm trunk), termasuk dalam kategori bahan bakar rendah emisi.

Di samping itu, pelet kayu juga menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Penggunaan setiap ton cangkang sawit sebagai bahan bakar di sektor industri mampu menekan emisi karbon hingga 0,94 ton CO2. Karena konsumsi dalam negeri masih terbatas, ekspor menjadi opsi yang lebih menguntungkan secara ekonomi. Dari total produksi cangkang sawit nasional yang mencapai sekitar 14 juta ton per tahun, sekitar 35 persen dialokasikan untuk pasar ekspor.

Saat ini, volume ekspor PKS Indonesia ke Jepang mencapai 4,5 juta ton per tahun. Permintaan Jepang terhadap biomassa diperkirakan akan meningkat menjadi 7 juta ton per tahun pada 2025–2026, dengan PKS dan pelet kayu menjadi komoditas utama. Cangkang sawit tidak hanya digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik rendah karbon, tetapi juga dimanfaatkan sebagai bahan baku arang aktif berkualitas tinggi yang berguna untuk pemulihan pelarut, penyaringan udara, dan pemurnian air.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Energi Biomassa Indonesia (Aprebi), Dikki Akhmar, yang turut hadir dalam kegiatan business matching tersebut, menyatakan dukungannya terhadap langkah pemerintah dalam memperjuangkan pengakuan skema Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk produk PKS oleh otoritas Jepang.

Ia juga mendorong perluasan sosialisasi sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK), yang berfungsi sebagai sertifikasi legalitas bagi produk biomassa berbasis hutan seperti wood pellet dan wood chip untuk kebutuhan ekspor.

"Tumbuhnya kesadaran akan keberlanjutan serta berkembangnya konsep ekonomi hijau telah mendorong persaingan global dalam menghadirkan produk-produk ramah lingkungan. Oleh karena itu, saat ini merupakan momentum terbaik bagi Indonesia untuk berinovasi dan mengembangkan energi terbarukan yang berkualitas dan memenuhi standar internasional," kata Dikki.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us