Canva Luncurkan Visual Suite 2.0, Era Baru Kolaborasi AI

Jakarta, FORTUNE - Canva resmi meluncurkan Visual Suite 2.0, pembaruan terbesar sejak berdirinya pada tahun 2012, dalam acara Canva Create 2025 di SoFi Stadium, Los Angeles, pada Jumat (11/4). Dengan fokus pada integrasi kecerdasan buatan (AI), peluncuran ini disebut sebagai era baru kreativitas dan produktivitas visual bagi lebih dari 230 juta pengguna aktif bulanan platform tersebut.
Melalui Visual Suite 2.0, Canva memperkenalkan beragam alat baru yang dirancang untuk merevolusi cara individu dan tim mendesain, berkolaborasi, serta menyampaikan ide secara visual—dalam skala personal hingga enterprise.
“Kami senang sekali mengumumkan peluncuran produk terbesar sejak Canva didirikan lebih dari satu dekade lalu. Setiap tahun, komunitas kami — yang kini beranggotakan 230 juta orang — berbagi jutaan ide. Salah satu hal yang sering kami dengar adalah keinginan untuk menggabungkan kreativitas dan produktivitas ke dalam satu alur yang lancar,” ujar Melanie Perkins, CEO sekaligus salah satu pendiri Canva.
Dengan fitur-fitur seperti Canva Sheets, Magic Charts, Studio Ajaib, AI Canva, dan Program Canva, pembaruan ini menghadirkan pengalaman kolaboratif dalam satu ekosistem desain terpadu. Pengguna kini dapat membuat dokumen, presentasi, dan bahkan situs web dari satu halaman kerja, tanpa perlu berpindah antar alat atau format.
AI sebagai mitra desain
Dalam pembaruan ini, Canva Sheets menjadi salah satu sorotan utama. Alat spreadsheet ini didesain ulang dengan pendekatan visual dan intuitif untuk membantu pengguna menampilkan data secara menarik dan mudah dipahami. Canva menyebut bahwa 70 persen profesional yang bekerja dengan data merasa cemas dengan spreadsheet konvensional.
Melalui Studio Ajaib, pengguna dapat memproduksi ribuan konten dalam sekejap berdasarkan input dinamis. Alat ini memungkinkan personalisasi konten dalam skala besar, mulai dari kampanye pemasaran lintas negara hingga materi komunikasi internal yang konsisten dengan identitas merek.
Sementara itu, Magic Charts menjembatani kesenjangan antara data dan desain. Dalam hitungan detik, data mentah bisa diubah menjadi infografis atau bagan animasi yang dinamis, interaktif, dan selaras dengan gaya visual perusahaan.
Salah satu fitur paling futuristik adalah AI Canva, asisten desain berbasis percakapan yang memungkinkan pengguna menciptakan berbagai elemen—dari teks, gambar, hingga slide—dengan perintah suara. Meskipun saat ini baru tersedia dalam bahasa Inggris, Canva menyebut fitur ini akan terus dikembangkan untuk menjangkau lebih banyak bahasa di masa depan.
Inovasi lain datang dari Program Canva, yang memungkinkan pengguna menghadirkan interaktivitas ke dalam desain tanpa menulis satu baris pun kode. Formulir, kalkulator, hingga flashcard kini bisa ditambahkan dengan mudah dalam satu klik.
Canva juga memperkuat kemampuannya dalam pengeditan gambar lewat Editor Foto Canva, yang kini dibekali kecerdasan buatan untuk menghasilkan kualitas setara studio dalam waktu singkat.
Dampak global dan adopsi perusahaan
Canva mencatat pertumbuhan pesat sejak peluncuran Visual Suite pada 2022. Saat ini, platform ini digunakan oleh lebih dari 230 juta pengguna aktif bulanan di 190-an negara. Tercatat lebih dari 35 miliar desain telah dibuat sejak 2013, dengan rata-rata 376 desain dibuat setiap detik.
Di sektor enterprise, Canva telah diadopsi oleh lebih dari 95% perusahaan dalam daftar Fortune 500, termasuk nama-nama besar seperti Salesforce, FedEx, dan T-Mobile. Dalam acara Canva Create, Docusign menjadi salah satu perusahaan yang memamerkan bagaimana Canva membantu mereka memperbarui ribuan aset merek secara global dan menghemat waktu tim kreatif lebih dari 500 jam.
Dengan pertumbuhan pendapatan tahunan yang kini mencapai lebih dari US$3 miliar—naik 30 persen dari tahun lalu—Canva semakin mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin dalam industri komunikasi visual berbasis teknologi.
Semua fitur AI dalam Visual Suite 2.0 dibangun dengan prinsip etika melalui Perisai Canva, kerangka keamanan dan kepercayaan yang mencakup moderasi input-output, mitigasi bias, serta transparansi penggunaan data.
Selain itu, Canva menetapkan Dana Kreator sebesar US$200 juta untuk memastikan para kreator yang asetnya digunakan dalam desain AI mendapatkan kompensasi yang layak. Setiap kali konten mereka digunakan oleh AI Canva, mereka akan menerima royalti, termasuk potensi pendapatan bulanan bagi kreator yang berkontribusi dalam pelatihan AI.
“Mulai alat kerja yang didesain ulang hingga cara baru untuk berkreasi dengan mitra desain Anda, kami bersemangat untuk membantu semua orang mewujudkan ide mereka,” kata Perkins. Peluncuran Visual Suite 2.0, Canva tak hanya mendefinisikan ulang cara kerja kreatif, tetapi juga mengubah lanskap kolaborasi digital global dengan pendekatan yang inklusif, efisien, dan canggih.