TECH

Gelombang PHK Berlanjut, Meta Kali ini Pangkas 10.000 Pekerja

Fokusnya saat ini adalah mengembangkan AI.

Gelombang PHK Berlanjut, Meta Kali ini Pangkas 10.000 PekerjaShuterstock/Michael Vi
15 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Meta Platforms Inc., agaknya masih meneruskan upaya efisiensi bisnisnya terutama dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para karyawannya. Kali ini, perusahaan induk dari Facebook dan Instagram itu bakal memagkas 10.000 pekerja.

Fortune.com melansir, Selasa (14/3),  bahwa perusahaan tersebut pada saat sama memberhentikan perekrutan untuk 5.000 posisi terbuka. Keputusan ini disampaikan langsung oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg, dalam unggahan via blog pribadinya. Menurutnya, efisiensi karyawan ini bagian dari perampingan operasi serta penurunan biaya.

Zuckerberg menyebut kebijakan PHK sebagian besar akan diumumkan dalam dua bulan ke depan. Bahkan, dia menyebutkan terdapat kemungkinan gelombang efisiensi karyawan masih akan berlanjut hingga akhir tahun ini.

“Saya pikir kita harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan bahwa realitas ekonomi baru ini akan berlanjut selama bertahun-tahun,” katanya seperti dilansir dari Reuters. Dia mengutip problem kenaikan suku bunga, ketidakstabilan geoppolitik global, serta pengetatan regulasi telah menyebabkan biaya yang lebih tinggi bagi perusahaan.

Zuckerberg tidak memberikan informasi lebih lanjut ihwal departemen mana yang akan menjadi sasaran program PHK tersebut. Meski demikian, efisiensi disinyalir akan banyak menyasar tim perekrutan seiring tingkat perekrutan perusahaan yang lebih lambat.

Padahal, Meta baru saja mengumumkan kebijakan efisiensi karyawan secara besar-besaran pada November tahun lalu. Kala itu, perusahaan teknologi tersebut memangkas 11.000 karyawan.

Tahun efisiensi

Meta.
Meta. (Pixabay/KNFind)

Iklim perekonomian global belakangan memang sangat suram bagi perusahaan teknologi, termasuk Meta. Buktinya, pendapatan iklan perusahaan tersebut telah melambat sejak tahun lalu. 

Padahal, seperti banyak perusahaan teknologi lainnya, Meta berkembang pesat selama tahun-tahun awal pandemi dan melakukan perekrutan secara agresif. Namun, sejak bank sentral AS menyesuaikan suku bunga untuk meredam gejolak perekonomian tahun lalu, perusahaan terpaksa harus melakukan penyesuaian bisnis.

Dalam keterangannya,  Zuckerberg menyebut 2023 akan menjadi tahun efisiensi. Sebab, perusahaan memiliki misi untuk menjadi organisasi yang “lebih kuat dan gesit”.

Dia menambahkan perusahaan itu berfokus pada sektor-sektor prioritas tertentu, termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Sedangkan, pada saat bersamaan, Meta akan memangkas proyek yang tidak perlu dan memiliki kinerja buruk.

Melalui pernyatan resminya, Zuckerberg justru tidak banyak menyinggung soal realitas virtual. Dia malah memberikan penekanan bahwa fokus perusahaan pada AI, dengan mengatakan bahwa investasi terbesar Meta adalah “memajukan AI dan membangunnya ke dalam setiap produk perusahaan”.

Pada sisi lain, investor dan pemegang saham Meta juga semakin kritis terhadap keputusan Zuckerberg untuk mengarahkan perusahaan ke metaverse. Dilansir dari Reuters, Meta telah menggelontorkan miliaran dolar ke Reality Labs. Kondisi keuangan unit perusahaan yang mengurusi lini metaverse masih rugi US$13,7 miliar pada 2022.

Menurut Analis Hargreaves Lansdown, Susannah Streeter, efisiensi karyawan ini menunjukkan betapa putus asa perusahaan untuk mengendalikan biaya karena pendapatannya turun di tengah penurunan anggaran pemasaran

"Virtual reality adalah bisnis yang mahal. Jadi, sementara (Meta) memetakan jalan melalui lanskap yang tidak pasti, ia perlu menemukan efisiensi di tempat lain," katanya.

Related Topics