New Energy Nexus Suntik Dana Untuk 4 Startup Energi Terbarukan RI

Jakarta, FORTUNE – New Energy Nexus, organisasi internasional yang fokus mendukung startup energi baru terbarukan (EBT), telah menyuntikkan pendanaan kepada empat perusahaan rintisan energi bersih.
Dalam keterangan kepada media, Program Director New Energy Nexus Indonesia, Diyanto Imam, mengatakan organisasinya baru-baru ini mengguyur dana ke dua startup, yakni Synergy Efficiency Solutions (SES), perusahaan efisiensi energi, dan SWAP Energi, yang berfokus pada e-mobility.
Kedua perusahaan ini lantas masuk dalam portofolio Indonesia 1 Fund. Meski demikian, New Energy Nexus tak menyebutkan secara terperinci nominal pendanaannya.
Pada Januari 2022, Indonesia 1 Fund juga bekerja sama dengan East Ventures, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, dan Schneider Electric untuk memberikan pendanaan seri A US$21,5 juta atau setara Rp308 miliar untuk Xurya, startup EBT.
“Kami melihat peluang yang luar biasa untuk startup energi bersih dan inovasi iklim di Indonesia untuk dapat melakukan revolusi di sektor ini, mengingat Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil,” kata Diyanto, Rabu (30/3).
New Energy Nexus Indonesia juga memobilisasi dana hibah melalui Smart Energy Grants, menurut Diyanto. Program ini bertujuan menyokong startup pada tahap prototyping dan membantu mereka memvalidasi ide bisnis.
Pada Desember 2021, New Energy Nexus Indonesia memberikan dana hibah untuk sembilan startup energi bersih dan inovasi perubahan iklim. Powerchain, yang berbasis Internet of Things (IoT), adalah salah satu penerima. Perusahaan itu merancang proyek percontohan berjenama Konde, sebuah produk lampu pintar LED untuk lampu penerangan jalan umum.
Demi potensi energi bersih

Menurut Diyanto, New Energy Nexus memiliki misi untuk menjembatani kesenjangan pendanaan tahap awal bagi startup energi bersih. Sejak 2019, organisasi tersebut telah memberikan pendanaan kepada 16 startup lewat Smart Energy Grants dan Indonesia 1 Fund.
“Tujuan kami adalah untuk mempercepat transisi energi bersih Indonesia, dan mendukung komitmen Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim,” ujarnya. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi energi terbarukan hingga 400.000 megawatt (MW), dengan target utama melalui tenaga surya dan tenaga air.
NEX memungkinkan startup untuk mengembangkan produk maupun layanan inovatif, memperluas pasar, dan berdampak ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ikhtiar ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai 23 persen porsi EBT pada 2025.
Sejumlah startup yang beroleh pendanaan turut menyampaikan optimisme mengenai energi bersih. Pendiri dan CEO SWAP Energi, misalnya, menyatakan partisipasi New Energy Necus akan mempercepat adopsi kendaraan listrik. Ia berharap dapat mendukung pemerintah untuk mencapai target pengoperasian 13 juta sepeda motor listrik pada 2030.
Sebelumnya, dengan dipimpin oleh Kejora-SBI Orbit, New Energy Necus berkolaborasi dengan investor lain seperti Baramulti Group dan Living Lab Ventures yang terafiliasi dengan Sinar Mas Group, untuk investasi kepada SWAP Energi.