Memahami Greenwashing dan 5 Jenisnya
Penting dipahami demi penerapan ESG yang baik di perusahaan.
Jakarta, FORTUNE – Dalam topik pembahasan tentang environmental, social, government (ESG) dunia bisnis, sering kali terdengar istilah Greenwashing. Isu ini menjadi masalah yang harus dihindari dan perlu menjadi perhatian para pelaku bisnis.
Pada laman sustainalytics.com, greenwashing bisa diartikan sebagai pernyataan, deklarasi, tindakan, dan komunikasi yang berkaitan dengan keberlanjutan, namun tidak berjalan sebagaimana mestinya. Biasanya, praktik ini digunakan untuk mengelabui konsumen, investor, atau pemangku kepentingan (stakeholder).
Istilah ini mengacu pada beberapa permasalahan dalam penerapan konsep ESG dalam operasional sebuah perusahaan. Untuk lebih mengenal istilah greenwashing dan jenisnya berikut ulasannya.
1. Greenshifting
Tipe ini merupakan praktik perusahaan dalam memindahkan tanggung jawab penanganan iklim dan lingkungan terkait dengan bisnis dan produk mereka kepada konsumen.
Misalnya, perusahaan bahan bakar fosil menggunakan istilah jejak karbon untuk mengalihkan perhatian publik dari tanggung jawab perusahaan untuk menurunkan emisi. Sebaliknya, perusahaan menekankan individu dan pengurangan emisi dari aktivitas kumulatif mereka.
2. Green-hushing
Green-hushing adalah tindakan dengan sengaja menyembunyikan tujuan keberlanjutan atau informasi tentang dampak lingkungan untuk menghindari tuduhan greenwashing.
Pada era ESG, stakeholder makin teliti dalam memeriksa perusahaan dan dampaknya bagi lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, transparansi menjadi sangat penting agar investasi berkelanjutan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
3. Green-crowding
Tipe ini merujuk pada upaya meniru keberlanjutan dari yang kurang progresif di industri dapat menghasilkan efek ini. Perusahaan perlu lebih berkomitmen dan tidak hanya mengikuti arus untuk mendukung tujuan global dekarbonisasi.
4. Greenlighting
Pada jenis ini, perusahaan menggunakan inisiatif keberlanjutan untuk mengalihkan perhatian dari aktivitas berbahaya. Fokus pemasaran pada inisiatif tertentu dapat menyembunyikan praktik tidak berkelanjutan di bagian lain.
Sebagai contoh, perusahaan energi berbasis bahan bakar fosil mempromosikan aset energi terbarunya atau dukungan terhadap kredit karbon offset. Sementara, mereka tetap menjalankan model bisnis yang merugikan lingkungan.
5. Impact-washing
Tipe ini menunjukkan demi upaya menarik investor yang peduli terhadap dampak, perusahaan membesar-besarkan manfaat sosial atau lingkungan dari portofolio mereka. Hal ini bisa disengaja atau dari kesalahan dalam teknik pengukuran dampak yang kurang baik.
Demikianlah pemahaman tentang greenwashing, dengan melihat beberapa jenisnya. Dengan mengetahui ini, Anda bisa lebih peka lagi terhadap semua aktivitas perusahaan dan menerapkan tata kelola yang benar untuk menghindari terjadinya greenwashing dalam penerapan ESG di perusahaan.