FINANCE

Bank Mandiri alihkan Rp26 Triliun Ekses Likuiditas ke Giro Wajib

Bank Mandiri antisipasi kenaikan GWM yang ditetapkan BI.

Bank Mandiri alihkan Rp26 Triliun Ekses Likuiditas ke Giro WajibGedung Bank Mandiri/ Dok Bank Mandiri

by Suheriadi

28 January 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - Guna menjaga kecukupan likuiditas dari dampak kenaikan giro wajib minimum (GWM) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI), PT Bank Mandiri Tbk siap mengalihkan ekses likuiditas senilai Rp24 triliun hingga Rp26 triliun ke giro wajib. 

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan, pihaknya terus mendukung kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dan telah mengantisipasi kebijakan tersebut. "Diperlukan konversi dari likuiditas yang sebelumnya kami taruh di instrumen BI akan kami masukkan ke GWM. Secara total Rp24 triliun hingga Rp26 triliun yang akan kami konversikan dari ekses likuiditas ke GWM," ujar Panji saat menjawab pertanyaan Fortune Indonesia pada paparan kinerja Bank Mandiri tahun 2021 di Jakarta, Kamis (28/1).

Giro wajib Bank Mandiri senilai Rp27,78 triliun

Dari sisi angka sendiri Panji menyebut, saat ini posisi giro wajib Bank Mandiri hanya 3,5 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) Rupiah yang dimiliki oleh Bank Mandiri. 

"Dari sisi angka teman-teman lihat 3,5 persen dari angka kami strarting poin untuk DPK Rupiah saja Rp793,72 triliun maka awal tahun ini, di bulan ini  GWM kami hanya Rp27,78 triliun," ungkap Panji.

Sementara itu, untuk total nilai DPK Bank Mandiri hingga akhir 2021 telah mencapai Rp 1.291,1 triliun. Nilai tersebut terdiri dari tabungan, giro hingga deposito baik Rupiah maupun mata uang asing lainnya. 

Alokasi pembayaran giro wajib terus meningkat

Dalam kesempatan tersbut Panji juga menjelaskan, kenaikan GWM oleh BI yang dilakukan secara bertahap akan meningkatkan alokasi pembayara giro wajib ke bank sentral. 

Dari nilai yang saat ini hanya Rp27,77 triliun akan meningkat secara bertahap sesuai dengan ketentuan BI. "Nah (akibat kebijakan tersebut) di bulan Maret giro wajib kami akan naik Rp12 triliun, begitu juga di bulan Juni akan naik Rp9 triliun. Dan terakhir September naik lagi Rp6 triliun," jelas Panji. 

Meski demikian Panji memastikan kondisi likuiditasnya masih tetap mencukupi untuk akselerasi bisnis hingga penyaluran kredit.