Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bursa Tunggu POJK ETF Emas, Target Rilis di 2025

ilustrasi emas (unsplash.com/rc.xyz NFT gallery)

Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) bersiap merilis produk ETF (exchanged traded fund) emas pada 2025.

Sejalan dengan rencana itu, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik mengatakan pihak bursa tengah menanti penerbitan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang ETF emas. Kendati begitu, BEI belum dapat memperinci pada kuartal berapa ETF emas akan dirilis.

Ini sebagai tindak lanjut dari POJK Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion, yang mengatur tentang kegiatan usaha terkait penyimpanan, pembiayaan, perdagangan, penitipan emas, dan/atau kegiatan lain oleh lembaga jasa keuangan.

Selepas POJK tentang ETF emasi terbit, maka BEI pun akan menyusun peraturan turunannya. "Paralel kami sudah berdiskusi dengan belasan MI (Manajer Investasi), Pegadaian, dan juga dengan DSN MUI untuk fatwa atas produk ini," kata Jeffrey kepada media, Rabu (26/2).

Pada akhir 2024, setidaknya terdapat 4 sampai dengan 5 perusahaan manajemen investasi menyatakan ketertarikan untuk merilis produk ETF emas.

Sebelum ini, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, diversifikasi dan ekspansi instrumen investasi di pasar modal. Salah satunya, ETF dengan aset dasar emas. Selain itu, ada pula rencana pengembangan produk reksa dana serta pengaturan perdagangan offshore products dan efek digital.

Adapun, rencana untuk mengembangkan ETF emas sendiri sudah dibagikan oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di 23 Oktober 2023.

Secara regional, produk reksa dana dengan dasar ems sudah tersedia di pasar negara tetangga, seperti Malaysia. Data Dewan Emas Dunia (WGC) menunjukkan, jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) ETM emas global adalah US$274,3 miliar di November 2024. Itu setara dengan 8.215 ton emas.

Pasar Amerika Utara berkontribusi atas 1.655,2 ton emas bernilai US$141,1 miliar (51 persen). Sementara itu, Asia baru berkontribusi sebesar 207,5 ton emas dengan total nilai US$18 miliar (6,5 persen).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us