NEWS

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang Perbaiki Lahan Usai Menambang

Kerusakan lingkungan di Indonesia cukup mengkhawatirkan.

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang Perbaiki Lahan Usai MenambangPresiden Jokowi pada Festival LIKE Road to COP28 UNFCCC-Dubai UAE 2023, di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (18/9). (dok. Setkab)
19 September 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan perusahaan tambang untuk memperbaiki lahan, setelah selesai menambang. Dia pun meminta lubang tambang tidak dibiarkan untuk mencegah kerusakan lingkungan. 

“Akan saya cek satu persatu. Sekarang ini sudah ada peraturan Menteri yang baru saja keluar. Setiap perusahaan tambang harus memiliki pusat persemaian, harus punya nursery centre,” ujar Presiden dalam sambutan di Acara LIKE (Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan), di Indonesia Arena, Senin (18/9).

Jokowi meminta persemaian ini wajib dimiliki untuk menyiapkan bibit tanaman yang akan digunakan untuk memperbaiki lahan tambang yang sudah selesai dimanfaatkan. Ini dikarenakan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan yang makin parah. “Wajib, karena sudah ada peraturan menterinya yang baru saja keluar,” kata Jokowi.

Jokowi mengungkapkan, Indonesia tidak ingin kesempatan membangun industri baterai dengan bahan baku tambang, seperti nikel, kobalt, maupun mangan terlewat. Apalagi, hal ini berkaitan dengan transisi ekonomi hijau. Namun, ia meminta perusahaan bisa memenuhi kewajiban memperbaiki lahan dan lebih peduli lagi pada kerusakan yang bisa ditimbulkan industri pertambangan.

Lingkungan yang rusak

Jokowi mengatakan, lingkungan hidup di Indonesia memiliki arti penting bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Oleh sebab itu, Ia berharap, Indonesia bisa terus hijau, memiliki lingkungan hidup yang terjaga maupun udara yang bersih, sehingga masyarakat bisa menikmati kehidupan yang lebih baik.

Menurut Jokowi, kerusakan lingkungan di Indonesia saat ini sudah sampai di tahap yang mengkhawatirkan, mulai dari hutan tropis, mangrove, maupun lingkungan sekitar yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. “Kita giatkan kembali rehabilitasi hutan, perbaikan hutan. Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat (dan) pegiat lingkungan, mulai nanti saat musim hujan datang, semua menanam pohon,” katanya.

Polusi yang meningkat di kota besar seperti Jakarta, menurutnya bisa jadi disebabkan minimnya jumlah tanaman bila dibandingkan jumlah kendaraan dan aktivitas dengan potensi mengotori udara. “Yang terjadi sekarang ini, di Jakarta banyak orang batuk-batuk,” ujarnya.

Pemerintah sudah memberikan percontohan dengan mendirikan persemaian di sejumlah tempat dengan kemampuan penyediaan bibit tanaman hingga jutaan setiap tahunnya. Beberapa di antaranya, persemaian di Bali untuk mangrove, persemaian Mentawir di Kalimantan Timur untuk tanaman hutan, sampai persemaian Rumpin di Bogor untuk bibit tanaman seperti Abasia, Eucalyptus, hingga Durian.

Waspadai krisis pangan

Di sisi lain, isu perubahan iklim menghantui semua negara, tak terkecuali Indonesia mulai dari bencana alam seperti banjir, pemanasan global, hingga krisis pangan.

"Yang biasanya negara-negara itu mengekspor berasnya, 19 negara sekarang sudah setop ngerem ekspornya, tidak diekspor lagi sehingga banyak negara yang harga berasnya naik termasuk di Indonesia sedikit naik," ujar Presiden. “Hati-hati!”

Karena semua negara takut akan dampak perubahan iklim yang ada, Jokowi menyebutkan bahwa saat ini dunia sedang bertransisi kepada ekonomi hijau. “Semua negara saat ini mendaur ulang sampah, produk industri dikerjakan, kendaraan listrik dimulai di negara-negara yang siap, biodiesel, bioethanol digunakan. Semua yang ‘berbau’ hijau sekarang mulai dikerjakan di semua negara,” ujarnya.

Related Topics