NEWS

Kementerian ESDM Usul Tambahan Kuota Pertalite, Solar dan Minyak Tanah

Tambahan kuota diusulkan karena adanya lonjakan konsumsi.

Kementerian ESDM Usul Tambahan Kuota Pertalite, Solar dan Minyak TanahMenteri ESDM, Arifin Tasrif, melakukan inspeksi di sejumlah SPBU di Pulau Sumatera, Minggu (10/4). (dok. kementerian ESDM)
14 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di tengah pemulihan ekonomi dan meredanya pandemi Covid-19.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menuturkan jenis BBM tertentu (JBT) yang diusulkan untuk penambahan kuota di antaranya Solar dan Minyak Tanah, sementara BBM khusus penugasan yang diajukan mendapat tambahan kuota adalah Pertalite.

"Peningkatan konsumsi BBM serta adanya disparitas harga BBM, menyebabkan peralihan penggunaan BBM di masyarakat. Ini berdampak terhadap kuota jenis BBM tertentu antara lain minyak tanah dan minyak solar, dan jenis BBM khusus penugasan Pertalite," ujarnya dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR RI, Rabu (13/4).

Arifin menuturkan, penambahan kuota solar, minyak tanah dan Pertalite merupakan strategi jangka pendek yang perlu dilakukan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Saat ini, situasi politik global telah menyebabkan harga minyak mengalami melonjak, ditunjukkan dengan rata rata ICP Maret 2022 mencapai US$98,4 per barel. "Angka ICP ini jauh di atas asumsi APBN yang hanya US$63 per barel," terangnya.

Secara terperinci, pemerintah mengusulkan penambahan kuota Pertalite sebesar 5,45 juta kiloliter menjadi 28,50 juta kiloliter. Pasalnya, dari volume kuota 23,05 juta kiloliter tahun ini, 6,8 juta kiloliter di antaranya telah terserap hingga 2 April lalu, sehingga menyisakan 16,57 juta kiloliter. 

Kemudian, untuk volume kuota solar subsidi, usulan penambahan kuota yang diajukan adalah 2,29 juta kiloliter. Sebab dari kuota 15,10 juta kiloliter di tahun ini,  realisasi penyalurannya hingga 2 April sudah mencapai 4,08 juta kiloliter dan menyisakan 11,02 juta kiloliter.

Adapun untuk minyak tanah, pemerintah mengusulkan tambahan kuota 100 ribu kiloliter menjadi 580 ribu kiloliter. Soalnya dari volume 480 ribu kiloliter yang ditetapkan tahun ini, serapannya telah mencapai 120 ribu kiloliter per 2 April lalu. Sehingga hanya tersisa kuota 360 ribu kiloliter sampai akhir 2022.

Kelebihan konsumsi

Menurut Arifin, usulan penambahan kuota BBM diajukan setelah pemerintah melihat tren kelebihan konsumsi sejak Januari hingga Maret 2022. Untuk Pertalite, kelebihan konsumsi mencapai 14 persen, solar sebanyak 9,5 persen dan minyak tanah sekitar 10,09 persen.

Khusus untuk Pertalite, penyebabnya tak hanya berasal dari proses pemulihan ekonomi, melainkan juga kenaikan harga Pertamax yang memicu perpindahan konsumsi BBM ke Pertalite yang harganya jauh lebih murah. 

"Kita ambil contoh kemarin dengan kenaikan (harga) Pertamax ternyata di lapangan terjadi penurunan konsumsi Pertamax, dan di lain sisi terjadi kenaikan konsumsi Pertalite," kata Arifin.

Stok yang disiapkan pemerintah sendiri, menurut Arifin, sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan Pertalite di masyarakat. Akan tetapi, akibat peralihan dari Pertamax ke Pertalite perlu langkah preventif untuk menjamin ketersediaan pasokan, guna mencegah kelangkaan BBM.

"Ini harus kita lakukan langkah antisipasi, karena kita juga sudah menyiapkan stok yang cukup sebetulnya untuk Pertalite dengan konsumsi yang kita perkirakan tidak ada shifting dari Pertamax ke Pertalite," tegasnya.

Arifin juga memastikan bakal menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM terutama saat periode Ramadan dan Idul Fitri. "Kami lakukan pengawasan dan penindakan penyalahgunaan BBM serta memaksimalkan fungsi digitalisasi SPBU," tandasnya.

Related Topics