Perintah Prabowo: Danantara Evaluasi Total Direksi BUMN

- Prabowo memerintahkan evaluasi jajaran direksi BUMN oleh BPI Danantara, termasuk anak perusahaan.
- Evaluasi melibatkan penasihat independen dan fokus pada peningkatan kapasitas manajemen serta integritas.
- Prabowo menegaskan pentingnya tata kelola yang baik dan transparansi, serta memberi tantangan untuk meningkatkan imbal hasil secara signifikan.
Jakarta, FORTUNE - Presiden Prabowo Subianto memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh jajaran direksi dan anak perusahaan BUMN yang kini dikelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Mandat tegas ini disampaikan oleh CEO Danantara, Rosan P. Roeslani, usai acara Town Hall Danantara Indonesia di Jakarta Convention Center, Senin (28/4).
“Kita diminta mengevaluasi secara total, secara komprehensif dari semua direksi dan anak-anak perusahaan yang berada di BUMN,” kata Rosan kepada pers.
Menurut Rosan, evaluasi ini merupakan langkah awal menyatukan visi Danantara dengan ratusan entitas BUMN yang berada di bawah pengelolaannya. Per 21 Maret 2025, sebanyak 844 BUMN telah resmi menjadi bagian dari Danantara. Penilaian ini melibatkan tim internal serta penasihat independen dari dalam dan luar negeri, dengan fokus pada peningkatan kapasitas manajemen, integritas, kepatutan, komitmen terhadap transformasi, dan kepentingan ekonomi nasional.
Target utama dari evaluasi ini adalah menempatkan pemimpin yang tepat di pucuk perusahaan.
Ia melanjutkan, Presiden Prabowo secara tegas meminta agar praktik-praktik tidak terpuji seperti korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan budaya kerja tak produktif di lingkungan BUMN dan Danantara dihentikan.
"Pesan dari Presiden sangat jelas: praktik lama yang tak patut harus ditinggalkan. Yang dipilih adalah orang-orang yang bersih, profesional, dan punya target yang jelas,” ujar Rosan mengutip pesan Prabowo.
Di samping pembenahan struktur manajemen, Prabowo juga memberi tantangan kepada Danantara meningkatkan imbal hasil (return) secara signifikan. Meskipun Rosan tidak menyebutkan angka target spesifik, ia menegaskan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, transparansi, dan keberlanjutan akan tetap menjadi panduan utama dalam mencapai target tersebut.
Danantara merupakan entitas investasi strategis milik negara yang resmi berdiri pada 24 Februari 2025. Entitas ini mengemban mandat besar untuk mengelola aset hingga US$980 miliar, setara sekitar Rp15.978 triliun. Baru-baru ini, Danantara juga menjalin kerja sama strategis dengan Qatar Investment Authority (QIA) untuk membentuk lembaga investasi bersama dengan komitmen dana awal US$4 miliar. Kolaborasi ini akan berfokus pada sektor hilirisasi, kesehatan, ekonomi digital, dan energi terbarukan.
Target peningkatan imbal hasil
Selain menyoroti pembenahan struktur manajemen, Prabowo juga memberi tantangan kepada Danantara untuk meningkatkan imbal hasil (return) secara signifikan. Meski Rosan tidak menyebutkan angka target tersebut, ia menegaskan bahwa tata kelola perusahaan yang baik, transparansi, dan keberlanjutan tetap menjadi prinsip utama.
Danantara sendiri merupakan entitas investasi strategis milik negara yang resmi berdiri pada 24 Februari 2025, dengan mandat mengelola aset hingga US$980 miliar atau sekitar Rp15.978 triliun.
Baru-baru ini, Danantara juga menjalin kerja sama strategis dengan Qatar Investment Authority (QIA) untuk membentuk lembaga investasi bersama dengan komitmen dana awal US$4 miliar. Fokus investasi mereka mencakup sektor hilirisasi, kesehatan, ekonomi digital, dan energi terbarukan.
Dengan mandat besar dan sumber daya luar biasa, Danantara kini berada di titik krusial sebagai pengelola kekayaan negara.