Laba BSI Tembus Rp1,88 Triliun, Ditopang Bisnis Emas & Inovasi Digital

- Laba bersih BSI tumbuh 10% YoY menjadi Rp1,88 triliun, didorong oleh fee based income yang naik 9,3% menjadi Rp1,7 triliun.
- Bisnis emas BSI melalui BYOND by BSI tumbuh 28% dengan transaksi bisnis emas meningkat 81,99%, memberikan kontribusi fee based income sebesar 17,81%.
- Aset bank mencapai Rp401 triliun dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 7,4%, pembiayaan tumbuh 16,21%, menjaga rasio kredit bermasalah di level 1,88 persen.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI berhasil mencatatkan kinerja solid selama kuarta I-2025. Laba bersih BSI tumbuh double digit atau 10 persen secara year on year (YoY) menjadi Rp1,88 triliun.
Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta mengungkapkan pertumbuhan ini didorong oleh transformasi layanan digital yang meningkatkan fee based income sebesar 9,3 persen menjadi Rp1,7 triliun. Komposisi fee based ratio juga naik signifikan dari 16,91 pada akhir kuartal I tahun lalu, menjadi 20,35 persen di akhir kuartal I-2025.
Peningkatan komposisi fee based income ini sekaligs mencerminkan strategi BSI yang memperbaiki infrastuktur transaksi digital. Pada periode kuartal I tahun ini juga BSI menambahkan segmen bisnis emas ke dalam portofolionya.
Bsnis BSI Emas melalui BYOND by BSI salah satunya, mengalami pertumbuhan nasabah sekitar 28 persen menjadi sekitar 119 ribu nasabah per Maret 2025 dan saldo emas BSI pada posisi 621 kg.
"Dalam kondisi ekonomi global yang challenging, emas telah menjadi jalan keluar bagi investor untuk menempatkan dananya dan ini menjadi big opportunity bagi BSI," ungkap Bob dalam konfrensi pers paparan kinerja kuartal I-2025.
Sementara itu transaksi bisnis emas di BSI melesat 81,99 persen ke level Rp14,33 triliun. Cicil emas mendominasi dengan porsi Rp7,37 triliun, kemudian Gadai Emas berkontribusi Rp6,96 triliun. Secara total, bisnis emas memberikan kontribusi fee based income perusahaan sebesar 17,81 persen.
Bob juga menilai, bisnis berbasis emas cukup penting dan menjadi bagian dari pertumbuhan anorganik perseroan, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang cukup menantang saat ini.
Pertumbuhan indikator kinerja
Tidak hanya fee based yang mencatatkan kinerja positif, sejumlah indikator keuangan lainnya pun mencetak hasil yang positif.
Aset bank plat merah ini mencatatkan Rp401 triliun, tumbuh 12 persen YoY. Dana Pihak Ketiga tumbuh 7,4 persen YoY ke level Rp319 triliun dengan 60,96 persen dikontribusi oleh dana murah (CASA).
Pembiayaan juga tercatat mengalami pertumbuhan 16,21 persen YoY menjadi Rp287,2 triliun. Berdasarkan kategorinya, segmen konsumer, bisnis emas dan kartu mencetak Rp156,71 triliun, disusul segmen wholesale berkontribusi Rp80,62 triliun, dan retail sejumlah Rp49,87 triliun. Dengan penyaluran kredit yang kencang, BSI pun menjaga rasio kredit bermasalah dengan rasio NPF gross 1,88 persen.
Bagi pemilik saham, BSI juga mencetak rasio imbal hasil yang menarik dengan return on equity (ROE) sebesar 17,58 persen. Adapun rasio return on asset (ROA) berada di level 2,43 persen.