BUSINESS

IATA Proyeksi Rugi Industri Penerbangan Menyusut pada 2022

Permintaan penumpang belum akan pulih ke era sebelum pandemi

IATA Proyeksi Rugi Industri Penerbangan Menyusut pada 2022ANTARA FOTO/Fauzan/aww
05 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memproyeksikan industri penerbangan akan mengalami perbaikan yang berarti tahun depan. Lembaga ini memperkirakan, bisnis maskapai pada 2022 masih akan merugi, namun nilainya akan jauh lebih kecil dari tahun-tahun awal pandemi Covid-19.

Menurut IATA, industri penerbangan pada 2022 masih akan merugi di kisaran US$11,6 miliar atau sekitar Rp168,2 triliun. Namun, kondisinya akan lebih baik lantaran kerugian merosot 77,6 persen dari perkiraan rugi tahun ini sebesar US$51,8 miliar atau setara Rp751,1 triliun.

IATA juga telah merevisi perkiraan rugi industri maskapai pada 2020 menjadi US$137,7 miliar dari sebelumnya US$126,4 miliar. Namun, pada 2020-2022, industri ini diperkirakan akan mengalami kerugian total mencapai US$201 miliar atau lebih dari Rp2.800 triliun.

Permintaan penumpang belum tumbuh ke era sebelum pandemi

Calon penumpang pesawat berjalan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/9/2021).
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.

Faktor utama yang menyebabkan industri maskapai masih merugi lantaran sisi permintaan.yang diukur berdasarkan revenue passenger kilometers/RPK, belum bisa kembali ke era sebelum pandemi atau 2019. Lembaga ini memperkirakan, tingkat permintaan pada 2022 baru akan mencapai 61 persen dari 2019, sedangkan pada 2021 sebesar 40 persen dari 2021.

IATA menyebutkan jumlah penumpang maskapai global tahun depan diperkirakan mencapai 3,4 miliar orang. Angka ini masih lebih rendah dari jumlah penumpang pada 2019 yang mencapai 4,5 miliar orang.

Direktur Jenderal IATA, Willie Walsh, mengatakan pagebluk memang telah menyebabkan kerugian besar bagi industri penerbangan. Namun, menurutnya, kerugian itu ke depannya akan berkurang seiring upaya maskapai melakukan efisiensi sejumlah beban serta memanfaatkan berbagai peluang bisnis.

“Industri penerbangan telah melewati titik terdalam dari krisis. Sementara masalah serius tetap ada, jalan menuju pemulihan mulai terlihat. Penerbangan kembali menunjukkan ketahanannya,” kata Willie dalam keterangan pers yang dikutip dari laman IATA, Selasa (5/10).

Pemulihan industri maskapai juga akan ditopang oleh pertumbuhan bisnis kargo. Berdasarkan catatan IATA, tahun ini bisnis tersebut diperkirakan bakal naik 7,9 persen di atas level 2019, sedangkan pada 2022 tumbuh 13,2 persen atau di atas level sebelum pandemi.

Kondisi industri maskapai RI

Seorang petugas berjalan di area Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Selasa (5/10/2021).
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.

Related Topics