Stok Cadangan Beras Pemerintah Capai 3,5 Juta Ton, Tertinggi!

- Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai 3.502.895 ton, rekor tertinggi sejak 1968.
- Bulog berhasil menyerap lebih dari 1,06 juta ton beras pada April 2025, melampaui rata-rata serapan tahunan selama 57 tahun.
- Jawa Timur memiliki cadangan beras terbanyak dengan 734.520 ton, namun meningkatnya volume stok beras menjadi tantangan baru.
Jakarta, FORTUNE – Pemerintah mencatatkan capaian yang signifikan dalam penguatan cadangan beras nasional. Per 4 Mei 2025, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog telah mencapai 3.502.895 ton.
Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi sejak Perum Bulog dibentuk pada 1968. Pencapaian ini menjadi istimewa karena seluruh pemenuhan stok dilakukan tanpa impor beras medium, melainkan hasil serapan dari petani lokal.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut tingginya stok cadangan beras sebagai bukti nyata efektivitas kebijakan pangan nasional dan kerja keras petani di seluruh penjuru negeri.
“Saat negara lain menghadapi krisis pangan, Indonesia justru surplus beras tanpa impor. Ini bukti bahwa ketika petani diberi dukungan penuh, hasilnya bisa luar biasa,” ujar Amran dalam keterangan resmi yang dikutip pada Senin (5/5).
Rekor serapan beras nasional
Salah satu pendorong utama lonjakan stok CBP adalah tingginya angka penyerapan beras oleh Bulog. Sepanjang bulan April 2025 saja, Bulog berhasil menyerap lebih dari 1,06 juta ton beras.
Hal ini menjadikan total serapan sepanjang Januari sampai dengan awal Mei 2025 mencapai 1,8 juta ton, angka yang melampaui rata-rata serapan tahunan selama 57 tahun terakhir.
Amran juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto yang merancang gebrakan strategis berupa kenaikan kuota pupuk sebesar 100%. Kebijakan lainnya berupa reformasi distribusi pupuk dan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp6.500 per kg.
“Strategi Pak Presiden membuka harapan besar bagi stabilitas harga, penguatan cadangan pangan, dan kesejahteraan petani,” tambah Amran dalam keterangan resminya yang dikutip Senin (5/5).
Distribusi stok terbesar berada di Jawa Timur
Melansir situs resmi Bulog, Jawa Timur menjadi provinsi dengan cadangan beras terbanyak, yaitu 734.520 ton. Disusul oleh Jawa Barat (476.245 ton), Sulawesi Selatan dan Barat (451.805 ton), serta DKI Jakarta–Banten (348.171 ton).
Selain beras, Bulog juga menyimpan komoditas pangan lain yang tersebar di 26 kantor wilayah Bulog, seperti:
Tepung terigu: 112 ton
Minyak goreng: 7.588 kiloliter
Gula pasir: 6.853 ton
Daging sapi: 4 ton
Telur: 3 ton
Jagung PSO: 101.497 ton.
Tantangan ruang penyimpanan
Peningkatan volume stok cadangan beras pemerintah menghadirkan tantangan baru, yakni keterbatasan ruang penyimpanan. Pasalnya, Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi dalam keterangan resminya menyatakan gudang-gudang Bulog di berbagai daerah dilaporkan nyaris penuh.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bulog menggandeng BUMN dan pihak swasta untuk menyewa gudang tambahan dengan standar penyimpanan pangan yang memadai.
Hingga akhir April 2025, Bulog telah menyewa gudang berkapasitas tambahan 1,15 juta ton.
“Bukan sembarang gudang bisa digunakan. Penyimpanan beras memerlukan standar tertentu agar kualitas tetap terjaga,” ujar Bayu.
Total kapasitas gudang Bulog saat ini mencapai 4.929.760 ton, terdiri dari:
Gudang operasional: 3.255.898 ton
Gudang sewa dan filial: 1.161.490 ton
Broken space: 512.372 ton.
Kategori broken space termasuk area penyimpanan non-beras, kemasan, cold storage, serta gudang yang sedang dalam proses renovasi.
Optimisme menuju swasembada
Amran menegaskan bahwa ia optimistis target stok CBP sebesar 4 juta ton akan tercapai dalam waktu dekat dan swasembada pangan nasional hanya tinggal menunggu waktu.
Dengan proyeksi produksi beras nasional mencapai 18,76 juta ton hingga Juni 2025 (data BPS berdasarkan Kerangka Sampel Area Maret 2025), Indonesia dinilai berada di jalur yang tepat untuk mencapai swasembada pangan berkelanjutan.
“Gudang-gudang Bulog penuh hingga harus dibangun gudang darurat. Ini bukti nyata bahwa petani kita mampu, jika diberi dukungan penuh. Insyaallah, swasembada tinggal menunggu waktu. Hilalnya sudah kelihatan,” pungkasnya.